Hai, kakakku.
Sepertinya ini surat pertamaku untukmu, ya? Hehe, maafkan aku. Bukannya aku melupakanmu, bukannya aku mengingatmu hanya ketika aku sedang bersedih, hanya saja ada satu dua hal yang menyita pikiranku hingga tak dapat kualihkan untuk sekedar menyapamu.
Aku tak sepandai dirimu dalam hal menulis, idolaku. Aku hanya bisa mencurahkan apa yang kumau meskipun itu berantakan. Aku tahu kau pun akan memakluminya.
Biar aku katakan ini.
Kakak, aku menyayangimu. Aku menyukai bagaimana kau fokus mengejar targetmu, menyelesaikan semua pekerjaanmu, dan ditengah kesibukanmu kau masih menyempatkan diri untuk menanyakan kabarku.
Aku akan selalu baik-baik saja, kak. Selama kau juga baik.
Terkadang ketika malam datang, sunyi memancing potongan-potongan ingatan tentang kebersamaan kita dulu. Hal-hal kecil yang menyenangkan, aneh, dan mungkin memalukan bagiku terus berputar tanpa lelah. Aku masih ingat bagaimana kau selalu menyemangatiku agar aku tak menyerah ketika menulis sebuah cerita.
Dan kau ingat tidak, bagaimana aku mencemburuimu ketika kau dekat dengan adikmu yang lain? Menyebalkan sekali rasanya, aku hanya ingin menjadi satu-satunya adikmu, dan kau adalah satu-satunya kakakku. Posesif sekali ya aku waktu itu? Memalukan memang. Sekarang pun, aku akan tetap cemburu jika kau hanya memperhatikan pacarmu saja. Aku juga masih ingin diperhatikan tahu! Hahahaha.
Wahai lenteraku, kakakku. Idolaku.
Aku ingin kau terus mendengar keluh kesahku tentang hidup ini, menyemangatiku ketika malas menghampiri, duduk di sampingku dan memelukku. Kau selalu bisa menenangkan badai yang terus memporak-porandakan hatiku. Aku selalu bisa tenang menceritakan semuanya kepadamu, hanya kepadamu.
Jangan pernah pergi tinggalkan aku ya? Meskipun nanti kau menikah dengan wanita yang kau cintaipun, kau masih tetap kakakku.
Kakak, aku rindu padamu. Benar-benar sangat rindu. Sudah berapa tahun kita bersama? Tapi rasanya itu belum cukup. Aku ingin selalu bersamamu, terus bermain tanpa kenal lelah, tanpa takut. Aku ingin kau selalu ada di sampingku, kapanpun itu. Dan akupun akan begitu, menemanimu dan selalu berdiri di sampingmu setiap waktu.
Biarkan aku tetap menjadi adikmu yang paling bandel, keras kepala, dan susah diatur. Dengan begitu kau juga akan merindukanku kelak, bukan?
Dari,
Adikmu yang paling cantik
p.s. berjanjilah untuk tetap menjadi kakakku apapun yang terjadi! Tapi aku tak bisa berjanji untuk jadi adik yang manis hehe :)
Komentar