Rasanya aku tak ingin lagi mengenal siapapun dari internet.
Cukuplah sosial media menjadi sekedar alat informasi dengan keluarga dan kawan real lifeku saja. Bukan karena hal sepele, aku hanya lelah menghadapi setiap pencitraan yang mereka bangun, yang pula menjadi tameng yang tak bisa kulampaui.
Aku berkali-kali dikecewakan kawan sosial media, mulai dari hujatan dan makian mereka, hingga saling block akun dan berakhir menjadi dua pribadi yang asing. Mungkin memang kesalahanku, tapi bagaimana aku tahu dimana letak kesalahanku jika mereka tak memberitahu? Toh aku hanyalah manusia biasa yang tak jarang membuat dosa.
Cinta yang kukenal lewat jejaring sosial pun terasa lebih mudah dari cinta di real life. Dengan mudahnya bertemu, berchat ria, dan dengan mudah pula berpisah dan saling melupakan. Dengan mudah pula mencari pengganti. Toh banyak sekali pengguna jejaring sosial yang kesepian.
Namun, cinta yang terakhir tak semudah yang kupikirkan. Ia dapat membelengguku dalam ombak perasaan yang tak tentu. Ia dapat memenjarakanku dalam ketidakpastian.
Aku lelah dengan semua itu. Hubungan jarak jauh seolah tak ada komitmen, apalagi kesempatan untuk bahagia. Jangankan bahagia, tersenyumpun sulit. Kebahagiaan yang didapat cukup sedikit, berbanding terbalik dengan gejolak sakit hati yang tinggi menggunung.
Tapi jika boleh memilih, aku masih ingin bertahan. Sekali lagi.
Ini yang terakhir.
Komentar