Jiwa kosongku hampir saja disinggahi setan jika kau tidak tiba-tiba muncul di sini, di tengah hutan gelap dengan lentera sederhana di tangan kirimu. Tangan kananmu terulur padaku, wajahmu penuh luka gores dan lumpur. "Aku akan menyelamatkanmu." Begitu katamu. Aku hanya pasrah ketika kau kemudian menggendongku, membawaku pulang ke tempat dimana hawa hangat bisa kau dapatkan di depan perapian yang menyala. Hangat. Dalam pelukanmu, aku bisa begitu nyaman. Kupejamkan mataku untuk sejenak. Beberapa saat kemudian, ketika kubuka mataku kembali, kusadari diriku ada di tengah padang bunga, mengenakan gaun pernikahan. Kulihat dirimu berdiri di sampingku, tampak menawan dengan setelan jas putih yang senada dengan gaunku. Kau menatapku dalam-dalam, membuatku tak mampu membuang pandangan. Wajahmu mendekat, kupejamkan mataku. Ketika kusadari, kita sudah duduk di atas sebuah kasur. Kamar kecil yang nyaman. Seorang bayi tampak asyik mengemut ibu jariku. Kau tak henti...
How to not feeling blue 24/7?