Meskipun kita saling cinta dan sering menghabiskan detik bersama di telepon, realita bahwa jarak benar-benar membuat kita asing di dunia nyata tak bisa ditampik. Itu sangat menyakitkan jika diingat, bahkan tak diingatpun tak bisa lupa.
Kau harus tahu bahwa aku bisa benar-benar iri hingga menangis tanpa kau tahu. Aku iri dengan manusia lain yang bisa bercanda ria denganmu secara langsung, bisa melihat senyum dan tawamu yang hanya bisa kudengar di telepon. Aku iri dengan kucing yang bisa bersentuhan dengan jemarimu, yang kelak akan menetap dalam genggamanku. Aku iri dengan kawan yang bisa menghabiskan hari denganmu.
Mengingatnya saja membuatku sakit. Sakit hingga rasanya aku ingin melarikan diri dari kenyataan, aku ingin segera meninggalkan semua yang kulakukan di sini dan berlari ke arahmu. Ke dekapanmu yang aku yakin akan sehangat api unggun di malam pramuka.
Aku ingin terus bersamamu, mendengar suaramu terus menerus, menyentuhmu, membelai rambutmu, bercanda ria bersamamu, menghabiskan hidup yang mengerikan ini denganmu. Dunia ini kelak akan jadi milikku, dan milikmu pula. Milik kita berdua saja.
Dan kuyakin kita akan bertemu bahagia. Akhir yang indah denganmu di sampingku, dengan jiwa yang semakin menua, dengan hati yang semakin hangat.
Sampai hari itu tiba, aku akan tetap merasakan iri yang dalam.
—kaniyoàraa
Kau harus tahu bahwa aku bisa benar-benar iri hingga menangis tanpa kau tahu. Aku iri dengan manusia lain yang bisa bercanda ria denganmu secara langsung, bisa melihat senyum dan tawamu yang hanya bisa kudengar di telepon. Aku iri dengan kucing yang bisa bersentuhan dengan jemarimu, yang kelak akan menetap dalam genggamanku. Aku iri dengan kawan yang bisa menghabiskan hari denganmu.
Mengingatnya saja membuatku sakit. Sakit hingga rasanya aku ingin melarikan diri dari kenyataan, aku ingin segera meninggalkan semua yang kulakukan di sini dan berlari ke arahmu. Ke dekapanmu yang aku yakin akan sehangat api unggun di malam pramuka.
Aku ingin terus bersamamu, mendengar suaramu terus menerus, menyentuhmu, membelai rambutmu, bercanda ria bersamamu, menghabiskan hidup yang mengerikan ini denganmu. Dunia ini kelak akan jadi milikku, dan milikmu pula. Milik kita berdua saja.
Dan kuyakin kita akan bertemu bahagia. Akhir yang indah denganmu di sampingku, dengan jiwa yang semakin menua, dengan hati yang semakin hangat.
Sampai hari itu tiba, aku akan tetap merasakan iri yang dalam.
—kaniyoàraa
Komentar